12 Fan
Ilmu
Dalam
dunia Pesantren, khususnya Pesantren Salaf (baca: Tradisional),
keilmuan seseorang sudah bisa dikatakan mapan ketika dia sudah mempelajari 12
bidang ilmu. Memang satu pesantren dengan yang lainnya kadang berbeda dalam
mendefinisikan 12 tersebut. Tapi, penulis mendapatkan satu sumber 12 fan ilmu
itu yang dikemas dalam Bahar Basith (penjelasan tentang jenis Bahar nanti
menyusul 😀 ). Penulis sendiri mendapatkan Nadhm tersebut ketika mondok di Pondok
Pesantren Al Hijrah Assalafiyah di Purwakarta.
Nadhm
tersebut adalah :
Shorfun
Bayanun Ma’ani Nahwu Qofiyatun # Syi’run Arudlun Isytiqoqun Khottun Insyaau Munadhoroh
wa tsani ‘asyruha Lughot # tilkal ‘ulumu laha adabul asmaau
1.
Shorfun = ilmu Shorof
Ilmu ini
membahas tentang morfologi suatu kalimah (kata) dalam bahasa arab. Perubahan
dari satu bentuk ke bentuk yang lain untuk menghasilkan ma’na yang dimaksud.
Contoh dari Fi’il (kata kerja) Madli ke bentuk Fi’il Mudlori’, Mashdar (kata
benda), Isim Fa’il (pelaku), Isim Maf’ul (kata benda objek), dan lainnya. Kitab
Panduan yang digunakan biasanya Matan Bina, Kailany, Fathul Khobirul Latif,
Nadhm Maqshud, dan Lamiyatul Af’al.
2.
Bayanun = ilmu Bayan
Lebih
sukar dari ilmu Shorof, ilmu ini membahas tentang majas dan perumpaman dalam
bahasa arab. Seperti halnya ilmu Shorof, ilmu ini juga hanya membahas satu
kalimah (kata) tanpa melihat hubungannya dengan kalimah yang lain. Misalnya
dalam penggunaan lafadh Ashobi’ahum dalam ayat :Yaj’aluun
Ashobi’ahum fi adzaanihim dalam surat Al Baqoroh. Kata ashobi’ahum tersebut
tidak dima’nai sebagai “jari-jari mereka”, tapi dima’nai sebagai “ujung jari-jari
mereka”. Karena gak mungkin toh memasukkan jari ke telinga, yang mungkin
memasukkan ujungnya saja. Dalam ayat tersebut, ilmu Bayan menamainya dengan
nama Majas, sering disebut termasuk bab min ithlaaqil kul wairodatil juz, yang
disebutkan adalah bentuk keseluruhan (jari-jari), tapi yang dimaksud adalah
sebagian (ujung jari-jari).
3. Ma’ani
= ilmu Ma’ani
Mirip
dengan ilmu Bayan, ilmu ini juga terasa lebih sukar (memang semuanya sukar 😀 ).
Pembahasan ilmu ini lebih ke penambahan ma’na yang timbul karena terjadi
perubahan susunan kalimah bahasa arab. Jadi, ilmu ini tidak hanya membahas satu
kalimah saja, tapi melihat hubungannya dengan kalimah yang lain. Misalnya pembuangan
Mubtada dari struktur Mubtada Khobar dalam bahasa arab. Salah satu ma’na yang timbul
adalah untuk Memuliakan objek yang ditunjuk oleh Mubtada tersebut.
4. Nahwu
= ilmu Nahwu
Ilmu ini
mungkin yang lebih sering terdengar berpasangan dengan ilmu Shorof. Biasanya
orang bilang ilmu Nahwu Shorof. Memang fenomena itu sudah dari dulu diungkapkan
oleh ulama dahulu. Para ulama bahkan menyebutkan bahwa As Shorfu Ummul ‘Ulum wa
Nahwu Abuha. Ilmu Shorof adalah ibunya segala ilmu dan Ilmu Nahwu adalah
bapaknya. Ilmu ini membahas gramatikal bahasa arab seperti bagaimana status
jabatan kalimah (kata) dalam suatu kalam (kalimat). Apakah dia menjadi Fa’il
(pelaku/subjek), Maf’ul (objek), Na’at (sifat), dan lainnya. Seperti halnya
ilmu Ma’ani, ilmu ini otomatis membahas keterkaitan suatu kalimah dengan
kalimah yang lainnya. Contohnya lafadh Ar Rohman pada bacaan basmalah adalah
Na’at dari lafadh Jalalah (Allah).
5.
Qofiyatun = ilmu Qofiyah
Fan
(ilmu) ini mengatur bagaiman ujung satar awal harus sama dengan ujung satar
tsani dalam suatu bait. Satar adalah potongan setengah bait dari suaatu nadhm.
Misalnya kita punya suatu Nadhm
Al
Hamdulillahil ladzi qod waffaqo # Lil ‘ilmi khoiro kholqihi wa lit tuqo
Dari bait
di atas, satu satar adalah dari Al Hamdulillah sampai waffaqo. Yang saya
contohkan adalah Bahar Rojaz dimana satar awal harus sama rimanya dengan satar
Tsani. Tapi, di bahar yang lain ketentuan itu berbeda.
6.
Syi’run = ilmu Syi’ir
Ilmu ini
membahas tentang bagaiman cara membuat suatu Syi’iran tentunya dalam bahasa
arab. Penulis tidak bisa mencontohkan karena belum pernah mengkaji ilmu
ini.
7. ‘Arudl
= ilmu ‘Arudl
Nah, tadi
kita sedikit menyinggung masalah bahar. Dalam ilmu inilah istilah Bahar itu
dipelajari. Bagaimana suatu nadhom bisa disusun dengan menggunakan enam
belas bahar yang sudah ada. Salah satu kitab yang penulis tahu adalah Mukhtashor
Syafi.
8.
Isytiqoqun = ilmu Isytiqoq
Pencetakan
suatu lafadh dari lafadh yang lain adalah objek kajian ilmu ini. Jika kita
ingin tahu, sebenarnya lafadh Allah-pun dicetak dari lafadh Ilahun setelah
melalui perubahan-perubahan. Demikian pula dengan lafadh-lafadh yang lain.
9.
Khottun = ilmu Khot
Tulisan
bahasa arab pun ada tata cara penulisannya. Nah, tata cara penulisan tersebut
menjadi kajian ilmu ini. Dalam bahasa arab ada standar tujuh jenis tulisan,
yaitu Naskhi, Kufi, Tsulusi, Riq’ah, Diwani, Diwani Jali, dan Farisi. Kitab
yang penulis tahu, belum ada yang membahas ilmu ini.
10.
Insyaau = ilmu Insya
Ilmu ini
membahas bagaiman membuat suatu kalam (kalimat) yang benar dalam bahasa arab.
Biasanya latihan ilmu ini adalah dengan menyusun kalam dari runtutan kalimah
yang sembarang.
11.
Munadhoroh = ilmu Munadhoroh
Kadang
kala kita perlu ber-Munadhoroh (argumen) dengan pendapat orang lain. Nah,
supaya argumen yang diungkapkan sesuai dengan aturan, dibuatlah ilmu ini.
12.
Lughot = ilmu Lughot
Ilmu ini
membahas tentang mufrodat (kosa kata) dalam bahasa Arab. Semisal vocabulary
dalam bahasa Inggris.
Nah,
itulah versi 12 fan ilmu yang penulis dapat. Jika ada yang pernah mendengar
versi yang lain, silakan ditulis di sini. Tidak hanya ilmu itu yang harus kita pelajari,
masih banyak dan tidak akan bisa hitung jumlah ilmu yang harus kita pelajari
khususnya di bidang agama Islam. Semoga Allah meng-Istiqomah-kan kita agar
tetap setia menjadi Thoolibul ‘Ilmi. Karena keutamaan yang Allah tawarkan
sangatlah besar bagi orang pencari ilmu.
Wallahu
a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar