Jumat, 18 Agustus 2023

12 Fan ilmu

 

12 Fan Ilmu

 

Dalam dunia Pesantren, khususnya Pesantren Salaf (baca: Tradisional), keilmuan seseorang sudah bisa dikatakan mapan ketika dia sudah mempelajari 12 bidang ilmu. Memang satu pesantren dengan yang lainnya kadang berbeda dalam mendefinisikan 12 tersebut. Tapi, penulis mendapatkan satu sumber 12 fan ilmu itu yang dikemas dalam Bahar Basith (penjelasan tentang jenis Bahar nanti menyusul 😀 ). Penulis sendiri mendapatkan Nadhm tersebut ketika mondok di Pondok Pesantren Al Hijrah Assalafiyah di Purwakarta.

 

Nadhm tersebut adalah :

Shorfun Bayanun Ma’ani Nahwu Qofiyatun # Syi’run Arudlun Isytiqoqun Khottun Insyaau Munadhoroh wa tsani ‘asyruha Lughot # tilkal ‘ulumu laha adabul asmaau

 

1. Shorfun = ilmu Shorof

Ilmu ini membahas tentang morfologi suatu kalimah (kata) dalam bahasa arab. Perubahan dari satu bentuk ke bentuk yang lain untuk menghasilkan ma’na yang dimaksud. Contoh dari Fi’il (kata kerja) Madli ke bentuk Fi’il Mudlori’, Mashdar (kata benda), Isim Fa’il (pelaku), Isim Maf’ul (kata benda objek), dan lainnya. Kitab Panduan yang digunakan biasanya Matan Bina, Kailany, Fathul Khobirul Latif, Nadhm Maqshud, dan Lamiyatul Af’al.

 

2. Bayanun = ilmu Bayan

Lebih sukar dari ilmu Shorof, ilmu ini membahas tentang majas dan perumpaman dalam bahasa arab. Seperti halnya ilmu Shorof, ilmu ini juga hanya membahas satu kalimah (kata) tanpa melihat hubungannya dengan kalimah yang lain. Misalnya dalam penggunaan lafadh Ashobi’ahum dalam ayat :Yaj’aluun Ashobi’ahum fi adzaanihim dalam surat Al Baqoroh. Kata ashobi’ahum tersebut tidak dima’nai sebagai “jari-jari mereka”, tapi dima’nai sebagai “ujung jari-jari mereka”. Karena gak mungkin toh memasukkan jari ke telinga, yang mungkin memasukkan ujungnya saja. Dalam ayat tersebut, ilmu Bayan menamainya dengan nama Majas, sering disebut termasuk bab min ithlaaqil kul wairodatil juz, yang disebutkan adalah bentuk keseluruhan (jari-jari), tapi yang dimaksud adalah sebagian (ujung jari-jari).

 

3. Ma’ani = ilmu Ma’ani

Mirip dengan ilmu Bayan, ilmu ini juga terasa lebih sukar (memang semuanya sukar 😀 ). Pembahasan ilmu ini lebih ke penambahan ma’na yang timbul karena terjadi perubahan susunan kalimah bahasa arab. Jadi, ilmu ini tidak hanya membahas satu kalimah saja, tapi melihat hubungannya dengan kalimah yang lain. Misalnya pembuangan Mubtada dari struktur Mubtada Khobar dalam bahasa arab. Salah satu ma’na yang timbul adalah untuk Memuliakan objek yang ditunjuk oleh Mubtada tersebut.

 

4. Nahwu = ilmu Nahwu

Ilmu ini mungkin yang lebih sering terdengar berpasangan dengan ilmu Shorof. Biasanya orang bilang ilmu Nahwu Shorof. Memang fenomena itu sudah dari dulu diungkapkan oleh ulama dahulu. Para ulama bahkan menyebutkan bahwa As Shorfu Ummul ‘Ulum wa Nahwu Abuha. Ilmu Shorof adalah ibunya segala ilmu dan Ilmu Nahwu adalah bapaknya. Ilmu ini membahas gramatikal bahasa arab seperti bagaimana status jabatan kalimah (kata) dalam suatu kalam (kalimat). Apakah dia menjadi Fa’il (pelaku/subjek), Maf’ul (objek), Na’at (sifat), dan lainnya. Seperti halnya ilmu Ma’ani, ilmu ini otomatis membahas keterkaitan suatu kalimah dengan kalimah yang lainnya. Contohnya lafadh Ar Rohman pada bacaan basmalah adalah Na’at dari lafadh Jalalah (Allah).

 

5. Qofiyatun = ilmu Qofiyah

Fan (ilmu) ini mengatur bagaiman ujung satar awal harus sama dengan ujung satar tsani dalam suatu bait. Satar adalah potongan setengah bait dari suaatu nadhm. Misalnya kita punya suatu Nadhm

 

Al Hamdulillahil ladzi qod waffaqo # Lil ‘ilmi khoiro kholqihi wa lit tuqo

Dari bait di atas, satu satar adalah dari Al Hamdulillah sampai waffaqo. Yang saya contohkan adalah Bahar Rojaz dimana satar awal harus sama rimanya dengan satar Tsani. Tapi, di bahar yang lain ketentuan itu berbeda.

 

6. Syi’run = ilmu Syi’ir

Ilmu ini membahas tentang bagaiman cara membuat suatu Syi’iran tentunya dalam bahasa arab. Penulis tidak bisa mencontohkan karena belum pernah mengkaji ilmu ini.

 

7. ‘Arudl = ilmu ‘Arudl

Nah, tadi kita sedikit menyinggung masalah bahar. Dalam ilmu inilah istilah Bahar itu dipelajari. Bagaimana suatu nadhom bisa disusun dengan menggunakan enam belas bahar yang sudah ada. Salah satu kitab yang penulis tahu adalah Mukhtashor Syafi.

 

8. Isytiqoqun = ilmu Isytiqoq

Pencetakan suatu lafadh dari lafadh yang lain adalah objek kajian ilmu ini. Jika kita ingin tahu, sebenarnya lafadh Allah-pun dicetak dari lafadh Ilahun setelah melalui perubahan-perubahan. Demikian pula dengan lafadh-lafadh yang lain.

 

9. Khottun = ilmu Khot

Tulisan bahasa arab pun ada tata cara penulisannya. Nah, tata cara penulisan tersebut menjadi kajian ilmu ini. Dalam bahasa arab ada standar tujuh jenis tulisan, yaitu Naskhi, Kufi, Tsulusi, Riq’ah, Diwani, Diwani Jali, dan Farisi. Kitab yang penulis tahu, belum ada yang membahas ilmu ini.

 

10. Insyaau = ilmu Insya

Ilmu ini membahas bagaiman membuat suatu kalam (kalimat) yang benar dalam bahasa arab. Biasanya latihan ilmu ini adalah dengan menyusun kalam dari runtutan kalimah yang sembarang.

 

11. Munadhoroh = ilmu Munadhoroh

Kadang kala kita perlu ber-Munadhoroh (argumen) dengan pendapat orang lain. Nah, supaya argumen yang diungkapkan sesuai dengan aturan, dibuatlah ilmu ini.

 

12. Lughot = ilmu Lughot

Ilmu ini membahas tentang mufrodat (kosa kata) dalam bahasa Arab. Semisal vocabulary dalam bahasa Inggris.

 

Nah, itulah versi 12 fan ilmu yang penulis dapat. Jika ada yang pernah mendengar versi yang lain, silakan ditulis di sini. Tidak hanya ilmu itu yang harus kita pelajari, masih banyak dan tidak akan bisa hitung jumlah ilmu yang harus kita pelajari khususnya di bidang agama Islam. Semoga Allah meng-Istiqomah-kan kita agar tetap setia menjadi Thoolibul ‘Ilmi. Karena keutamaan yang Allah tawarkan sangatlah besar bagi orang pencari ilmu.

 

Wallahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kitab ilmu Al kaghidiyah

 Terjemahan kitab Al kaghidiyah  Daftar isi kitab alkaghiyah :   v ilmu kaghidza v Merubah kertas dengan surat jin  v BAB UANG GH...