Kitab Dasar yang Diajarkan di Pesantren
Kitab Arba’in Nawawi
Pada kitab yang telah disebutkan di atas merupakan kitab dasar dalam
menspesifikasikan kedudukan hadits. Berbeda lagi dengan kitab matan hadits yang
harus dipelajari di dunia pesantren, yaitu Kitab Arba’in Nawawi karangan Abu
Zakariya Yahya bin Syaraf bin Murri Al Nizami An-Nawawi yang berisi 42 matan
hadits. Selain itu beliau juga mengarang berbagai kitab antara lain Riyadhus
Sholihin, Al-Adzkar, Minhajut Tholibin,
Syarh Muslim, dan lain-lain. Muatan tema yang dihimpun dalam kitab ini meliputi
dasar-dasar agama, hukum, muamalah, dan akhlak
Kitab At-Taqrib
Fiqh merupakan hasil turunan dari Al-Quran dan Al-Hadist setelah melalui
berbagai paduan dalam ushul fiqh. Kitab Taqrib yang dikarang oleh Al-Qodhi Abu
Syuja’ Ahmad bin Husain bin Ahmad Al-Ashfahaniy adalah kitab fiqh yang menjadi
rujukan dasar dalam mempelajari ilmu fiqh. Di atas Kitab Taqrib ada Kitab
Fathul Qorib, Tausyaikh, Fathul Mu’in, dan semuanya itu syarat atau penjelasan
dari At-Taqrib.
Kitab Aqidatul Awam
Hal mendasar dalam agama adalah kepercayaan atau aqidah. Apabila aqidah
sudah mantap, kuat dan benar maka dalam menjalani syariat agama tidak akan
menyeleweng dari aturan syariat yang telah ditentukan. Kitab dasar aqidah yang
dipelajari dipesantren adalah kitab Aqidatul Awam karangan Syaikh Ahmad Marzuqi
Al-Maliki berisi 57 bait nadzom. Kitab ini dikarang atas perintah Rasulullah
yang mendatangi sang pengarang melalui mimpinya. Hingga beliau mampu
menyelesaikan kitab tersebut sebagai acuan sumber literasi ilmu Aqidah di
berbagai tempat. Termasuk juga di Indonesia yang sebagian memakai kitab ini,
sebagai dasar untuk mengajar para santri.
Kitab Ta’limul Muta’alim
Sepandai apapun manusia serta sebanyak apapun ilmu yang dikuasainya,
semuanya tidak akan bisa menghasilkan sarinya ilmu tanpa adanya akhlaq. Hal
dasar bagi para pencari ilmu agar ilmunya manfaat dan barokah adalah harus
mengutamakan akhlaq. Kitab dasar yang menerangkan mengenai akhlaq di dunia
pesantren adalah kitab Ta’limul-Muta’alim karangan Syaikh Burhanuddin
Az-Zarnuji. Setiap awal proses belajar di pesantren sesuai adatnya pasti
mempelajari kitab ini ataupun kitab lain yang seakar dengan Ta’limul Muta’alim,
seperti kitab Adabul ‘alim wal Muta’alim karangan ulama’ besar Indonesia,
Pahlawan Nasional sekaligus pendiri jam’iyah Nahdlatul Ulama, Hadratus Syekh KH
Hasyim Asy’ari. Kedua kitab ini pun juga menjadi kurikulum wajib bagi pesantren
yang ada di Indonesia bahkan hingga luar negeri.
Sungguh kaya khazanah ilmu pengetahuan Islam yang ada di dunia
pesantren. Ada sekitar 200 judul kitab dipelajari di pesantren menurut data
yang pernah dikemukakan oleh Gus Dur. Kalangan pesantren terus berupaya agar
kebudayaan pesantren ini dapat eksis di tengah perubahan zaman dan globalisasi.
Literasi kebudayaan salaf ini mampu menunjukkan kiprah para ulama sebagai
warotsatul ambiya’ (pewaris para Nabi). Wallahua’lam bishshowab.